Pada bulan Juni 2024 Youth Fellow Indonesia melakukan pelatihan tentang kesehatan mental bagi remaja di SMA Fons Vitae 2 Marsudirini. Pelatihan ini diikuti oleh 10 siswa-siswi yang sangat antusias mempelajari secara mendalam isu kesehatan mental bagi remaja.
Youth Fellow adalah sekelompok anak muda yang bertugas untuk mengembangkan program yang sepenuhnya dipimpin oleh orang muda. Sebagai hasil dari program yang dipimpin oleh orang muda, kelompok orang muda yang lebih besar yang terlibat harus mampu memainkan peran yang lebih besar dalam komunitas dan/atau organisasi.
Youth fellow berfokus pada isu kesehatan mental melalui “Pelatihan Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Mental dan Keterampilan menjadi Pendengar Aktif bagi Remaja”. Youth Fellow sebagai kelompok orang muda yang berafiliasi dengan EMpower East & South East Asia.
Pelatihan ini dilakukan dalam 4 sesi pertemuan dimana setiap sesi memiliki materi seperti:
- Definisi kesehatan mental
- Aspek-aspek kesehatan mental
- Akses layanan kesehatan mental
- Menjadi pendengar aktif
World Health Organization (WHO) menyatakan kesehatan mental adalah keadaan sejahtera mental yang memungkinkan seseorang mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuannya, belajar dengan baik dan bekerja dengan baik, serta berkontribusi pada komunitasnya. Menurut Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey 2022, 15,5 juta (34,9 persen) remaja mengalami masalah mental dan 2,45 juta (5,5 persen) remaja mengalami gangguan mental. Dari jumlah itu, baru 2,6 persen yang mengakses layanan konseling, baik emosi maupun perilaku.
Berdasarkan data yang diperoleh dari survei yang dilakukan oleh Youth Consultation ESEAsian pada 130 orang muda berusia 18 – 24 tahun di Indonesia terdapat temuan penting mengenai kesadaran akan kesehatan mental, persepsi masyarakat terhadap gangguan mental, akses terhadap layanan, pengalaman pribadi, dan pemahaman pentingnya akan penanganan terhadap kesehatan mental. Data menunjukkan bahwa 70% responden memiliki pengetahuan dasar tentang isu-isu kesehatan mental seperti kecemasan, gangguan dan keinginan untuk bunuh diri. Namun, masih berkembang stigma/pandangan buruk terhadap individu yang mengalami gangguan kesehatan mental. 43% responden dan 65% responden melihat orang terdekatnya memiliki masalah kesehatan mental. Dimana 48% responden tidak mengakses layanan profesional dikarenakan mahalnya biaya, kurangnya informasi dan kepercayaan, dan akses yang terbatas.
Team fasilitator Youth Fellow Indonesia yang terlibat dalam kegiatan pelatihan di SMA Fons Vitae 2 Marsudirini Jakarta Utara:
1. Dikky Takiyudin
2. Alfina Damayanti
3. Kurnia Safitri
4. Allan Hendra
5. Chrisyanto Wibisono
Melalui pelatihan ini Youth Fellow Indonesia bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan anak muda terkait isu kesehatan mental, menjadi pendengar yang aktif, dan meningkatkan kepedulian remaja dalam menyuarakan isu kesehatan mental. Pada proses pelatihan ini, remaja di sekolah dan komunitas yang dilatih akan berproses untuk belajar bersama fasilitator, beraktivitas kelompok bersama teman sebayanya, dan membuahkan sebuah karya bersama. Harapannya, proses-proses ini dapat mendorong lahirnya generasi remaja yang bermakna dalam menyuarakan isu kesehatan mental dalam lingkungan sekitar komunitas. (Dikky)