Today we commemorate the death of our mother Magdalena Daemen,
who is 163 years old, August 7 ( 1858 – 2021 ).
Pada tanggal 7 Agustus 1858 Ibu Magdalena wafat dengan tenang dan dalam suasana hening,
seperti seluruh hidupnya ditandai ketenangan dan keheningan. Pada pesta Yesus Dimuliakan di
Gunung Tabor tanggal 6 Agustus, Ibu Magdalena sudah sangat lelah, lemas dan pernafasannya
menyusahkannya. Walaupun demikian keadaannya, beliau memaksa diri untuk ikut berdoa
Ibadat kedua pesta yang bagus itu. Di tempat Offisi itu Ibu Magdalena tiba-tiba begitu sesak
nafasnya, sehingga pastor segera dipanggil. Juga di tempat itulah beliau menerima sakramen
perminyakan suci. Sesudah itu beliau berdoa offisi bersama-sama dengan para suster. Inilah
offisi bersama yang terakhir, besok beliau akan meneruskan ibadat suci itu di surga bersamasama malaikat.
Esok harinya Ibu Magdalena berusaha bangun untuk pergi ke kapel, tetapi beliau terlalu sakit
dan lemah. Untuk pertama kalinya para suster berdoa offisi tanpa kehadiran Ibu Magdalena
Betapapun berat ini bagi Ibu Magdalena sendiri, beliau menerima ini semua dengan penuh
pasrah diri kepada kehendak Tuhan, sambil menanti dengan tenang…. hening serta berdoa.
Semuanya diserahkan kepada Tuhan. Tak ada kegelisahan. Ibu Magdalena yang selalu hidup di
hadirat Allah, menerima kabar kematian dengan gembira.
Ketika Ibu Celestine bertanya “Ibu Magdalena, apakah ibu di surga akan berdoa bagi kami?”
Jawab beliau “Ya, itulah yang akan saya lakukan.”
Pernah Ibu Magdalena meramalkan bahwa pada saat kematian sudah ada 17 biara…. dan
sungguh, apa yang telah diramalkannya benar-benar terjadi. Sudah ada 17 biara di mana para
suster bekerja bagi Tuhan dan sesama manusia.
Baca juga: Sejarah Hidup Ibu Magdalena Daemen
Sri Paus telah mengesahkan regula dan memberi tempat kepada konggregasi Ibu Magdalena di antara konggregasi lain dan ordo ketiga.
Biarkanlah hamba-Mu berpulang dalam damai. Dalam damai beliau meninggal. Dengan begitu
tenang sehingga tertulis dalam kronik “Bagaikan seorang anak yang tertidur dalam tangan
ayahnya”. Itu terjadi kira-kira jam tiga, saat Yesus pun wafat “Pada hari Sabtu, yang
dipersembahkan kepada Santa Maria sebagai penghormatan.”
Deus Providebit